White Flower 50

Recent in Technology

Teknis Usaha Pengolahan Pupuk Organik (Bokashi)


Peralatan dalam proses pembuatan pupuk oragnik (bokashi)
.
Dalam pembuatan pupuk organik (bokashi) pada Gapoktan Karya Manuntung menggunakan alat-alat  sebagai berikut :
·      Mesin pencacah dedaunan/ serasah/ jerami.
·      Mesin pompa air untuk menyiram campuran bahan.
·      Tandon untuk tempat air.
·      Sekop.
·      Cangkul.
·      Alat pengangkut bahan (grobak sorong).
·      Timbangan.
·      Mesin jahit karung.
·      Gembor.
·      Drum Plastik.
·      Terpal.
·      Jerigen.
·      Selang.
·      Takaran untuk mengukur larutan.
·      Gerinda listrik untuk menajamkan pisau mesin pencacah.

Bahan-bahan untuk proses pembuatan pupuk oragnik (bokashi).
Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan, untuk pembuatan pupuk organik (bokashi) pada Gapoktan Karya Manuntung adalah sebagai berikut :
·         Kotoran ternak
·         Sekam atau serbuk kayu.
·         Dedaunan yang sudah dicacah
·         Kapur pertanian.
·         Larutan pemicu fermentasi  (EM-4 Aktif)
·         Molase/larutan Gula merah
·         Air bersih
·         Karung untuk kemasan, sesuai keperluan
·         Benang untuk menjahit kemasan, sesuai keperluan
·         Label

Yang merupakan bahan baku utama pada proses pengolahan pupuk organik (bokashi) di Gapoktan Karya Manuntung, sebagai berikut ini.

Semua bahan-bahan tersebut diatas untuk bahan pendukung seperti kemasan, benang untuk menjahit kemasan didapatkan oleh Gapoktan Karya Manuntung dari pasar, kios atau toko pertanian di sekitar lingkungan Gapoktan Karya Manuntung itu sendiri seperti di Pasar Martapura, sementara untuk bahan baku utama seperti kotoran ternak didapatkan dengan membelinya di pertekan ayam atau sapi yang banyak dijumpai di Desa Banyu Irang dan desa-desa tetangga seperti Bentok Kampung, Sambangan, sedangkan untuk sekam padi didapatkan dengan membeli di penggilingan padi yang juga banyak dijumpai di Desa Banyu Irang dan desa-desa tetangga seperti Kelurahan Bangkal, Kait-Kait Bentok Darat, sementara untuk alternatif bahan pengganti sekam yaitu serbuk kayu didapatkan dari industri pengolahan kayu seperti bansaw di Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka atau di tempat-tempat jasa pengolahan kozen, pintu, jendela dan industi meubel pembuat meja, kursi, lemari dan lain-lain. Untuk larutan pemicu fermentasi (EM-4) didapatkan di kios-kios pertanian seperti di Pasar Banjarbaru, Martapura dan Pelaihari.

Tempat proses produksi dan penyimpanan (berupa gudang)
Pada Gapoktan Karya Manuntung untuk kegiatan pengolahan pupuk organik (bokashi), dibagi menjadi dua bangunan. Adapun penjelasan mengenai kedua bangunan tersebut adalah sebagai berikut.

Bangunan pertama :
Untuk tempat penyimpanan alat dan sebagian bahan antara lain seperti mesin jahit karung, timbangan, karung, benang, pemicu fermentasi (EM4) serta untuk ruang istirahat para pekerja. Berukuran 10 m x 12 m,pada bagian pojok terdapat tambahan satu tingkat untuk karyawan istirahat. Atap terbuat dari bahan seng, dindingnya setengah dari batako dan setengahnya lagi hanya didindingi oleh kawat harmonica dan kayu ring, tiang dan rangka atap terbuat dari bahan kayu. Gudang ini terdapat instalasi listrik dari PLN, yang berfungsi untuk penerangan dimalam hari dan untuk menghidupkan alat masak untuk konsumsi karyawan.

Bangunan kedua :
Bangunan yang kedua ini adalah untuk proses produksi, dibuat khusus untuk proses membuat pupuk organik (bokashi) dan gudang penyimpanan pupuk organik (bokashi) yang siap untuk dipasarkan. Gudang tersebut berukuran 6 m x 30 m, dindingnya hanya 1 meter dari lantai yang tertutup dari bahan kayu dan karung yang dibuat menyambung mengelilingi bangunan, sementara sisanya lagi, 2 meter ke atas arah atap terbuka total, hal ini agar pada proses pengolahan, pekerja mendapatkan sirkulasi udara yang baik.
Atap terbuat dari bahan seng, tiang dan rangka atap terbuat dari bahan kayu. Lantai kerja dibuat menggunakan cor semen, sekitar bangunan dibuat parit keliling, agar jika hujan air tidak masuk ke dalam bangunan.Setiap tahapan proses pembuatan dilakukan pada gudang kedua ini, mulai dari proses pencampuran, tempat fermentasi, ruang penggilingan dedaunan , penimbangan dan pengemasan serta gudang penyimpanan pupuk organik (bokashi) siap jual.Sama halnya dengan bangunan pertama, pada bangunan kedua ini, terdapat instalasi listrik dari PLN, untuk keperluan karyawan bekerja dimalam hari dan untuk menghidupkan mesin untuk proses produksi seperti mesin jahit karung, pompa air dan gerinda.
Air untuk proses produksi dan keperluan sanitasi alat, tempat dan pekerja diambil dari sumur gali yang terdapat di bagian depan gudang dan ditampung kedalam tandon tempat penyimpanan air berkapasitas 5.000 liter, sedangkan untuk tempat mencampur larutan pemicu fermentasi ditampung pada tandon tersendiri dengan kapasitas 2.200 liter.

Selain bangunan, hal lain yang juga menjadi pertimbagan oleh Gapoktan Karya Manuntung dalam menentukan tempat untuk mengelola kegiatan pengolahan pupuk organik (bokashi) adalah lahan yang tersedia dan posisi tempat atau lokasi tersebut. Berikut gambaran lokasi gudang Gapoktan Karya Manuntung.
Akses jalan masuk dan keluar dapat dijangkau oleh kendaraan roda empat atau truk,agar aktivitas mendatangkan bahan baku dan pengiriman pupuk organik (bokashi) yang siap untuk dijual dapat berjalan lancar. Posisi gudang tidak terlalu dekat dengan rumah warga, agar tidak menjadi keluhan  bagi warga sekitar. Luas lahan yang cukup untuk pembuatan gudang dan halaman.

Proses pembuatan pupuk oragnik (bokashi) pada Gapoktan Karya Manuntung.
Pada Gapoktan Karya Manuntung, proses pembuatan pupuk organik (bokashi) melalui 4 (empat) tahapan utama yaitu pencampuran bahan, fermentasi, pengemasan dan pengiriman, dalam prosesnya keempat tahap tersebut dalam satu kali daur produksi memerlukan waktu satu bulan. Berikut penjabaran dari 4 (empat) tahapan tersebut.

1.  Pencampuran bahan.
  Pencampuran bahan adalah tahapan proses mencampur semua bahan baku, seperti kotoran ternak, sekam, dedaunan yang sudah dicacah, kapur pertanian dan larutan pemicu fermentasi (EM-4 aktif).
  Sebelum menjelaskan mengenai proses pencampuran, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai mencacah bahan dedaunan dan membuat laurutan pemicu fermentasi, berikut ini caranya :
a.  Mencacah dedaunan.
  Mencacah dedaunan adalah kegiatan menghaluskan dedauanan seperti daun acasia, gamal, jerami atau sisa pakan ternak sapi dan kambing. Menghaluskan dedaunan tersebut menggunakan mesin pencacah hingga berbentuk serasah.
b.Membuat laurutan pemicu fermentasi.
   Pada Gapoktan Karya Manuntung pemicu fermentasi yang biasa digunakan adalah EM-4.
   EM-4 adalah merupakan bahan yang berfungsi sebagai pemicu untuk segala kegiatan proses fermentasi pada kegiatan pertanian, biasanya EM-4 didapatkan pada kios saprotan, tetapi yang dijual pada kios saprotan tersebut masih belum aktif, berikut cara mengaktifkannya.

- Alat : Jerigen, Ember, Corong, Kayu pengaduk.
- Bahan : 1 liter EM-4, 1 liter  Molases/tetes tebu/larutan gula aren/gula tebu, 18 Liter air bersih.
- Cara pembuatan : Campurkan semua larutan, setelah itu tutup rapat dan difermentasi selama 6 hari, pada hari ke-1 hingga ke-6 setiap pagi hari dibuka sebentar jerigen untuk membuang gas, hari ke-7 bahan dapat dipergunakan.
- Dosis penggunaan untuk penyiraman bahan membuat pupuk organik (bokashi), untuk 10 ml. EM-4 aktif dilarutkan dalam 1 liter air.

Demikianlah mengenai cara mencacah dedaunan dan membuat larutan EM-4 aktif, sedangkan untuk kotoran ternak dapat dibeli pada peternak ayam maupun sapi dan untuk sekam dapat dibeli pada penggilingan padi. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai proses pencampuran bahan-bahan pembuatan pupuk organic (bokashi) yang dikerjakan oleh Gapoktan Karya Manuntung. Berikut ini penjelasannya.
-    Pertama, 6 karung (@ 25kg) dedaunan atau serasah yang sudah dicincang disebar di atas lantai kerja, luas sebaran berkisar 3 m. x 4 m., kemudian disiram dengan larutan EM-4 menggunakan selang penyiram yang digerakan oleh pompa air tenaga listrik. Tingkat kebasahan siraman dapat diperkirakan dengan cara menggenggam bahan tersebut, apabila digenggam tidak meneteskan air dan jika dilepas tidak menggumpal.
-  Kemudian, 14 karung (@ 35kg) kotoran ternak disebar diatas serasah yang sudah dicincang yang telah lebih dahulu disebar pada lantai kerja, luas sebaran sama dengan serasah tadi, kemudian juga disiram dengan larutan EM-4. Tingkat kebasahan siraman juga dapat diperkirakan dengan cara menggenggam bahan tersebut, apabila digenggam tidak meneteskan air dan jika dilepas tidak menggumpal.
-    Berikutnya, di atas kotoran ternak disebar 16 karung (@ 25kg) sekam padi atau serbuk kayu,  dengan luas sebaran dan perlakuan penyiraman juga sama dengan bahan-bahan sebelumnya.
-    Kemudian, bahan berikutnya adalah 10kg. kapur pertanian, diperlakukan sama dengan bahan sebelumnya. Tetapi umumnya jika menggunakan kotoran ternak ayam, para peternak ayam sudah menambahkan kapur sebelum kotoran tersebut dikemas, sehingga kalau demikian tidak perlu lagi menambahkan kapur.
- Kegiatan menyebar bahan-bahan tersebut diatas dilakukan berulang-ulang atau beberapa lapisan, hingga 6 kali lapisan semua bahan tersebut diatas. Setelah itu lapisan bahan-bahan tersebut ditutup menggunakan karung yang berpori atau karung goni.

2.     Proses Fermentasi
Proses fermentasi adalah kegiatan lanjutan dari proses pertama yaitu proses mendiamkan lapisan bahan-bahan seperti yang dijelaskan pada proses pertama selama 2 minggu, selain itu pada proses tersebut juga ada kegiatan membolak-balik atau mengaduk bahan baku, berikut penjelasan kegiatan tersebut.
-    Bahan yang sudah disebar beberapa lapisan dan ditutup dengan karung berpori atau karung goni, setelah satu minggu dibuka, kemudian dibolak-balik atau diaduk dengan menggunakan cangkul dan sekop sampai semua bahan tercampur merata.
-     Agar mudah mengaduk dan bahan akan tercampur sempurna dapat dilakukan dengan cara mencangkul dan menarik bahan dengan sekop sehingga bahan bergeser atau berpindah.
-     Sambil mengaduk bahan tersebut sambil kembali disiram dengan larutan EM-4 Aktif.
-  Setelah semua bahan tercampur dan tersiram sempurna, bahan tersebut kembali ditutup dengan menggunakan karung goni.
-     Setelah satu minggu dari waktu pengadukan penutup kembali dibuka dan diaduk serta disiram, tetapi pengadukan dan penyiraman kali ini sekaligus untuk melakukan kegiatan pengemasan.

3.  Pengemasan.
  Selanjut adalah proses pengemasan, untuk kegiatan ini yang menjadi perhatian kita adalah kapan waktu pengiriman, sebaiknya mengemas dilakukan jika waktu pengiriman sudah pasti, karena jika belum pasti maka akan terlalu lama ( > 1 bulan ) bokashi tersimpan dalam kemasan, dikhawatirkan kemasan (karung plastik) akan mudah sobek ketika akan diangkat ke angkutan pengiriman, ini dikarenakan pengaruh dari bakteri yang masih aktif mengurai segala bahan organik disekitarnya, termasuk kemasan tersebut. Berikut penjelasan mengenai kegiatan pengemasan dan pengiriman.
-   Bahan baku yang sudah dicampur dan difermentasi selam 2 minggu sudah menjadi pupuk organik (bokashi) dan siap untuk dijual, tentunya untuk menjual harus sudah dalam kemasan, di Gapoktan Karya Manuntung, berat perkemasan tergantung dari permintaan konsumen, mulai dari 5kg, 10kg, 25kg dan 30kg.
-   Jika berat perkemasan sudah ditentukan maka proses pengemasan pun dilakukan, kemasan yang digunakan masih sederhana, yaitu masih menggunakan bekas kemasan beras bulog, tepung tapioka atau bekas pakan ikan atau ayam, agar merk atau tulisan bekas kemasan yang disebutkan tadi tidak terlihat maka sebelum bokashi dimasukan dalam kemasan terlebih dahulu kemasannya dibalik, yang tadinya di bagian luar ada tulisan atau merk, diposisikan ke bagian dalam.
-  Jika kemasan sudah siap untuk diisi dengan bokashi, masukan bokashi ke dalam kemasan menggunakan serok atau sekop, ukuran beratnya bokashi yang dimasukan dapat diperkirakan dengan mengisi kemasan hingga ¾ kemasan terisi.
-    Setelah kemasan diisi dengan bokashi sebanyak ¾ dari kemasan, langkah selanjutnya ditimbang untuk memastikan beratnya cukup.
-  Jika sudah cukup beratnya, selanjutnya kemasan dijahit menggunakan mesin jahit karung, pada saat menjahit pada permukaan karung yang akan dijahit terlebih dahulu ditempel label produksi.
-   Setelah proses menjahit selesai bokashi yang sudah dikemas ini, direbahkan diatas lantai kerja kemudian diinjak-injak untuk memjadikan kemasan berbentuk lempengan persegi, sehingga ketika disusun bisa terlihat rapi.
-    Selanjutnya bokashi dalam kemasan tersebut disimpan digudang penyimpanan untuk kemudian dikirim ke konsumen.

4.     Pengiriman
    Kegiatan pengiriman dilakukan tergantung kesepakan dengan konsumen, ada 2 cara pengiriman, yaitu sebagai berikut :
a.  Produk diantar hingga ke tempat konsumen.
   Jika kesepakatan dengan konsumen produk diantar hingga ke tempat konsumen maka produk akan menjadi tanggung jawab Gapoktan Karya Manuntung hingga ke tempat konsumen, tetapi konsumen harus menambah biaya untuk transportasi dan akomodasi sopir dan tenaga kerja angkat barang, besar kecilnya biaya tersebut tergantung jauh dekatnya tempat konsumen dengan gudang Gapoktan Karya Manuntung, untuk lebih jelasnya mengenai biaya pengiriman dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Daftar biaya pengiriman bokashi dari gudang Gapoktan Karya Manuntung ke tempat konsumen.

No.
Wilayah kabupaten / provinsi
Biaya antar / kg.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tanah Laut / Kalimantan Selatan
Tanah Bumbu / Kalimantan Selatan
Banjarbaru / Kalimantan Selatan
Tapin / Kalimantan Selatan
HSS / Kalimantan Selatan
Tabalong / Kalimantan Selatan
Kapuas / Kalimantan Tengah
Palangka Raya / Kalimantan Tengah
Tanah Grogot / Kalimantan Timur
Rp 100,-
Rp 300,-
Rp 100,-
Rp 150,-
Rp 200,-
Rp 250,-
Rp 250,-
Rp 300,-
Rp 350,-
Sumber : Data  Gapoktan Karya Manuntung berdasarkan pengiriman yang pernah dilakukan.

b.    Konsumen mengangkut sendiri produknya.Jika keinginan konsumen mengambil sendiri produk bokashi tersebut maka Gapoktan Karya Manuntung hanya bertanggung jawab hingga produk berada diatas angkutan.

     Dari penjabaran diatas semua sudah diketahui bagaimana proses pengolahan
     pupuk organik (bokashi) di Gapoktan Karya Manuntung, mulai dari mendapatkan bahan baku sampai dengan produk tersebut sampai ke konsumen, secara umum proses pengolahan pupuk organik (bokashi) di Gapoktan Karya Manuntung dapat juga dilihat pada gambar skema proses pengolahan pupuk organik (bokashi) berikut ini.

Ad Code

Responsive Advertisement