A. Sejarah Gingseng Jawa
Gingseng Jawa (Talinum Paniculatum) merupakan
tanaman yang berasal dari Amerika tropis yaitu Amerika Tenggara dan Selatan,yang tumbuh pada ketinggian 5 – 1.250 m diatas permukaan laut.Di Jawa ditanam
sebagai tanaman tanaman obat,tanaman hias dan kadang – kadang merupakan
tanaman liar.Gingseng Jawa adalah tanaman tahunan yang tumbuh tegak,akarnya
berdaging tebal,biasa dipergunakan sebagai pengganti Kolesom.Di kenal juga sebagai Som Jawa.
Som Jawa merupakan salah satu tanaman obat yang akar dan
daunnya mempunyai banyak khasiat sebagai obat tradional. Akarnya dapat
digunakan sebagai tonikum, aphrodisiac/obat kuat, batuk-batuk, radang
paru-paru, diare, haid tidak teratur, keputihan dan dapat memperbanyak ASI.
Sedangkan daun segarnya dapat dipergunakan sebagai lalapan, sayur tumis,
memperlancar ASI, untuk obat bisul dan pembengkakan (anti radang).
Pernyataan tentang marfologi akar tersebut sangat mirip
dengan ginseng (Panax ginseng atau panax pseudo ginseng), yang baerasal dari
China dan telah digunakan secara luas untuk obat lemah syahwat. Tanaman panax
ginseng telah dikenal di zaman dinasti Cho Chi Klu, 2000 tahun sebelum masehi
dan dikenal sebagai Panasea, yaitu tanaman obat untuk segala macam penyakit.
Sehubungan dengan berbagai manfaat tersebut, maka tanaman
ini dapat dikatakan memiliki peluang untuk diluncurkan sebagai salah satu
produk obat tradisional andalan ataupun produk minuman anggur kolesom. Selama
ini simpliasia Som Jawa aman dikonsumsi dan khasiatnya tersebut terbukti benar
lewat pengujian ilmiah.
Tanaman Som Jawa dapat dikembangkan di pekarangan atau
didalam pot, mengingat tanaman ini mudah diperbanyak secara vegetatif dan sifat
tanaman relatif cepat petumbuhannya. Pengembangan tanaman Som Jawa pada lahan
pekarangan secara tumpangsari dengan bernagai jenis tanaman mampu memberikan
kontribusi terhadap pendapatan petani, pemeliharaan kesehatan keluarga,
industri obat tradisional dan keperluan lainnya. Sedangkan untuk pola budidaya
tanaman pot ataupun pola TOGA di pekarangan juga masih diterapkan, yang sewaktu
– waktu daunnya dapat dimanfaatkan untuk sayur atau obat luar.
Untuk memperoleh khasiat yang optimal dari bahan akarnya
diperlukan tanaman minimal berumur 7 bulan sampai lebih dari satu tahun,
sedangkan untuk kebutuhan daun segar dapat dipanen pada tanaman berumur 3
sampai 6 bulan.
1. Akar Som Jawa dapat dimanfatkan :
- Sebagai tonikum,yang dapat dimanfaatkan pada kondisi
badan lemah,berkeringat dingin dan
pusing.
- Aphrodisiak (obat kuat).
- Batuk dengan dahak dan darah, radang paru - paru.
- Diare, banyak kencing.
- Haid tidak teratur, keputihan.
- Air Susu Ibu (ASI) sedikit.
2. Daun Som Jawa dapat dimanfaatkan :
- Sebagai obat bisul dan memperlancar Air Susu Ibu (ASI)
C. Kandungan Kimia
Kandungan kimia terutama saponin, flavonoid, tamin dan
steroid (Kalium 41,44 %, Natrium 10,03 %, Kalsium 2,21 %, Magnesium 5,50 % dan
Besi 0,32 %).Mungkin diantara kandungan kimia akar talinum paniculatum Gaertn
mempunyai peranan seperti androgen/testosteron didalam tubuh sehingga
mempengaruhi jumlah dan motilitas spermatozoa. Oleh karena itu dilakukan
penelitian pengaruh infus akar Talinum paniculatum Gaertn terhadap jumlah dan
motilitas spermatozoa.
D. Sifat Kimia dan Efek Farmakologis
Manis, netral, menguatkan paru - paru.
A. Botani
Sinonim : Talinum patens Willd, T. crassifolium Willd
Portulaca patens L.
Klasifikasi :
Sub divisi :
Angiospermae
Jenis :
Talinum paniculatum Gaertn ( som Jawa),Talinum triangulare (Krokot Blanda) ada
50 Jenis.
Nama daerah : Gelang
porslen
Nama asing :
Vergeet mijwel, panicled fameflower root
Habitus :
Herba, menahun, tinggi 70 – 80 Cm,
Batang :
Bulat, bercabang di bagian bawah, pangkal mengeras, ungu
Daun :
Tunggal, bulat telur, ujung membulat, pangkal tumpul, tepi rata, hijau.
Bunga :
Majemuk, bentuk malai, diujung, bercabang, Mahkota lima, bulat telur panjang 3-
+ 4 mm, benangsari lima sampai lima belas, tangkai bercabang, merah keunguan.
Buah :
Kotak, bulat , merah kecoklatan atau kuning.
Biji
: Pipih, kecil, hitam.
Akar :
Tunggang, coklat.
A. Persyaratan tumbuh
Tanaman Som Jawa dapat tumbuh pada dataran rendah sampai
ketinggian tempat 1.250 m diatas permukaan laut. Dengan curah hujan 2.000 –
4.000 mm/tahun. Jenis tanah yang dikhendaki adalah tanah liat berpasir, tanah
berpasir dan cukup gembur/subur banyak mengandung humus atau kandungan bahan
organik tinggi. Dapat tumbuh baik dengan intensitas cahaya tidak kurang 75 %.
Bahan tanaman Som Jawa dapat diperbanyak secara vegetatif
dan generatif (benih), namun lebih mudah menggunakan setek batang atau cabang
yang berukuran panjang 12 cm.
Bibit dari setek batang (bagian pucuk, tengah atau bawah)
dapat ditanam langsung di kebun dengan tingkat keberhasilan lebih tinggi.
Secara generatif, dengan menggunakan benih yang berkualitas baik hasil
persilangan dan atau penyerbukan sendiri. Benih disemaikan terlebih dahulu
dipesemaian, setelah seminggu umumnya lebih mudah tumbuh, kemudian dapat
dipindah ke pertanaman setelah 1 – 1,5 bulan. Persentase daya tumbuh benih
umumnya rendah.
Disamping perbanyakan Som Jawa dengan biji maupun vegetatif
dan juga dilakukan secara kultur jaringan. Keberhasilan perbanyakan menggunakan
setek sangat ditentukan oleh kualitas bahan tanaman yang digunakan dan juga
faktor lingkungan, dalam hal ini antara lain adalah (1) kelembaban, suhu,
ketersediaan air dan jenis media (2) Bahan tanaman yang baik ditentukan oleh
ketersediaan bahan setek tersebut (3). Untuk pertumbuhan akar faktor dalam yang
berpengaruh adalah ”rooting cofactor”, enzim dan kandungan karbohidrat. Dengan
jenis media dan perbedaan panjang setek bertujuan untuk mendapatkan bibit Som
Jawa yang bermutu sehingga meningkatkan produksi dan mutu hasilnya.
Penanaman Som Jawa dapat dilakukan dengan menggunakan jarak
tanam : 70 x 40 cm ( Talinum triangulare) dan 50 x 40 cm (Talinum paniculatum).
Keperluan bibit per Ha 40.000 – 50.000 setek batang bibit.
D. Pemeliharaan tanaman
1. Pemupukan tanaman : dilakukan dengan menggunakan :
- Pupuk kandang : 0,5 Kg / tanaman
Pupuk Anorganik :
- Pupuk Urea : 5 gram / tanaman
- Pupuk TSP : 3 gram / tanaman
- Pupuk KCl : 6 gram / tanaman
Cara pemberian pupuk :
Tanaman diberi pupuk kandang dan pupuk dasar sebanyak 1 gram
urea, 3 gram TSP dan 3gram pupuk KCl diberikan satu hari sebelum tanam,
sedangkan pupuk yang lainnya diberikan sebagai pupuk susulan pada tanaman umur
2 atau 4 bulan setelah tanam.
Pemupukan dilakukan dengan tujuan agar pertumbuhan batang
dan daun terus meningkat untuk mendukung pertumbuhan umbi.
Untuk tanaman yang tidak dipupuk mempunyai nilai mutu akar
masing – masing kadar abu 8,82 %, kadar sari yang larut dalam air 5,20 % dan
kadar sari yang larut dalam alkohol 21,78 %.
Sedangkan tanaman yang di pupuk mempunyai nilai mutu akar
masing – masing berkisar antara : kadar abu 1,61 – 15,35 %, kadar sari yang
larut dalam air 17,92 – 21,78 % dan kadar sari yang larut dalam alkohol 4,00 –
7,06 %.
Penyiraman atau pengairan dilakukan seperlunya, yaitu
apabila lahan mengalami kekeringan antara lain pada musim kemarau.
Panen dilakukan tergantung dari permintaan atau pemakai.Untuk pengambilan daunnya tanaman Som Jawa dapat dipanen mulai umur 3 bulan
sampai 6 bulan.Untuk pemanfaatan akar dilakukan setelah tanaman umur 7 bulan
hingga lebih dari satu tahun.
Cara pengambilan akar dengan mencabut atau membongkar
tanaman dengan garpu, kemudian bagian pangkal akar dipotong dan dibersihkan
denga air. Hasil panen untuk setiap tanaman adalah untuk jenis : Talinum
paniculatum 140 – 220 gramakar segar/tanaman atau 20 – 35 gram akar kering /
tanaman dan Talinum triangulare 175 – 220 garm akar segar / tanaman atau 25 –
30 gram akar kering / tanaman
PENGOLAHAN HASIL
A. Pengolahan untuk pemanfaatan daun
a. Untuk bisul
Daun segar dicuci bersih, serta ditambah gula merah
secukupnya lalu digiling halus, kemudian ditempelkan pada tempat yang sakit.
b. Memperlancar ASI
Daun segar dicuci bersih, ditumis dengan bumbu kemudian
dimakan sebagai sayur.
B. Pengolahan untuk pemanfaatan akar
Sebelum dipakai untuk pengobatan atau dikeringkan atau
dikeringkan untuk penyimpanan, akar segar dicuci bersih, kemudian dikukus
(diuapkan) terlebih dahulu. Sebab pemakai anakar segar secara langsungakan
menimbulkan diare.
Pada pemakaian untuk pengobatan bagian dalam( Aphrodisiah,
akar diseduh / di godog sebanyak 30 – 60 gram , kemudian airnya diminum dengan
ditambah brem. Sedangkan untuk pengobatan bagian luar, akar dilumatkan kemudian
ditempelkan pada tempat yang sakit.
- Gusi bengkak
Herba yang segar dipanggang sampai kering, dijadikan bubuk
(dengan pengolahan). Oleskan bubuk tersebut ketempat yang sakit.
Social Media