White Flower 50

Recent in Technology

Labu Kuning (Cucurbita Moschata Durch)


Waluh atau Labu Kuning (Cucurbita Moschata Durch.) merupakan buah dari tumbuhan merambat dari suku labu-labuan atau Cucurbitaceae. Banyak orang yang menyukai waluh ini dan banyak memanfaatkannya sebagai bahan makanan seperti sup, kue, bubur dan masih banyak yang lainnya. Karena manfaat yang beragam dari waluh ini, banyak orang yang berusaha untuk melakukan budidaya labu kuning ini.
Berikut adalah cara budidaya labu kuning :
a. Syarat Tumbuh
Labu Kuning atau Waluh dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian sekitar 800-1.200 mdpl dengan memiliki curah hujan sekitar 700-1000 mm/tahun, dan memiliki kelembaban udara sekitar 75%. Jenis tanah yang baik untuk menanam budidaya waluh atau labu kuning ini adalah tanah aluvial berhumus, tanah gembur kering bekas rawa, andosol, tanah merah dan grumosol denan derajat keasaman atau pH tanah sekitar 5,0 hingga 6,5. Dan hal penting lainnya adalah lahan yang akan digunakan untuk budidaya memiliki ketercukupan cahaya matahari.


b. Pemilihan dan Persiapan Bibit Waluh
Perbanyakan bibit tanaman waluh paling biasanya dilakukan dengan cara generatif atau melalui biji. Pilihlah buah calon bibit waluh yang baik yaitu buah yang berukuran besar, memiliki warna kulit cerah dan memiliki pangkal buah yang kecil. Buah yang telah dipilih untuk bibit, biarkan masak di pohon lalu setelah masak petik buah tersebut dan diamkan selama 7 hari. Setelah itu, buah dibelah dan diambil bijinya lali ditempatkan pada wadah, biarkan semalaman.
Biji yang telah didiamkan selama semalaman, selanjutnya rendam biji benih dengan air dan bersihkan selaput lendir pada biji atau untuk mempermudah penghilangan selaput lendir biji, biji bisa dicampur dengan arang sekam halus saat perendaman. Bersamaan dengan perendaman lakukan pula sortasi atau pemilihan biji benih, biji yang tenggelam dipilih untuk bibit sedangkan yang mengapung di buang.
Setelah perendaman, selanjutnya jemur bij benih selama 2 hari hingga kering. Jika bijji sudah kering segera simpan biji selama sekitar 1 hingga 3 bulan sebelum ditanam agar menghilangkan masa dormansi biji.
Biji yang akan ditanam, sehari sebelumnya biji benih direndam dalam air hangat selama 2 hingga 4 jam, setelah itu letakkan pada kain yang telah dibasahi den simpan sekitar 3 hari hingga biji berkecambah. Biji yang telah berkecambah selanjutnya dapat ditanam ke lahan tanam secara langsung.


c. Pengolahan Lahan Tanam
Lakukan pengolahan tanah pada lahan tanam sebelum siap ditanami. Gemburkan tanah lahan dengan cara dibajak atau di cangkul sedalam 20 cm – 30cm. Lakukan pengapuran menggunakan kapur pertanian atau dolomit apabila ph tanah dibawah 6, kebutuhan kapur atau dolomit tersebut untuk 1 hektar lahan adalah sekitar 1 hingga 2 ton. Jika sudah, lakukan pemupukan dasar dengan menggunakan pupuk dasar dan diamkan selama 1 hingga 2 minggu.
Buatlah bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1 meter, tinggi sekitar 20 cm – 30 cm, dan panjang menyesuaikan lahan tanam. Jarak antar bedengan dibuat dengan jarak sekitar 35 cm – 40 cm. Jika bednan telah siap selanjutnya lakukan pemulsaan dengan mulsa plastik agar kelembaban tanah tetap terjaga.
Selanjutnya, buat lubang tanam pada permukaan mulsa plastik dengan ukuran diameter sekitar 10 cm. Dalam 1 bedengan dibuat 2 baris lubang tanam dengan jarak antar lubang dalam 1 baris sekitar 40 cm dan jarak antar lubang antar baris sekitar 40 cm. Setelah lubang tanam jadi, selanjutnya lubang tanam diberi pupuk berupa pupuk kandang atau pupuk kompos dengan dosis sekitar 1-1,5 kg/lubang tanam. Kebutuhan pupuk kandang atau pupuk kompos untuk 1 hektar lahan adalah sekitar 20 hingga 35 ton.
d. Penanaman Waluh Atau Labu Kuning
Setelah benih dan lahan tanam siap, maka segera lakukan penanaman. Benamkan 1 benih dalam setiap lubang lalu timbun kembali dengan tanah, pembenaman tersebut jangan terlalu dalam yaitu sekitar 0,5 atau 2 cm agar cepat tumbuh. Setelah berumur sekitar 7 hari, benih yang tadinya berkecambah selanjutnya akan tumbuh lebih tinggi.


e. Perawatan Tanaman
  • Penyulaman
Setelah tanaman berumur sekitar 7 hari maka lakukan penyulaman pada tanaman yang mati atau tidak tumbuh dengan baik dan ganti dengan bibit yang baru.
  • Penyiangan
Setelah tanaman berumur 3 hingga 4 minggu maka segera lakukan penyiangan terhadap gulma atau tanaman pengganggu lainnya. Penyiangan berikutnya dilakukan dengan melihat frekuensi gulma yang ada.
  • Pemupukan Susulan
Setelah tanaman berumur 3 minggu maka lakukan pemupukan susulan dengan menggunakan pupuk organik cair yang terbuat dari pupuk kandang yang dicampur dengan air dengan komposisi 1 Kg pupuk kandang dan 1 liter air. Namun pupuk tersebut dibuat dan difermentasikan selama seminggu dulu baru digunakan untuk pemupukan. Cara pemupukan dilakukan dengan cara menyemprotkan pupuk organik yang telah dibuat ke lubang tanam dan juga bagian tanaman untuk setiap 1 meter persegi lahan dibutuhkan sekitar 1 L pupuk cair. Pemupukan iini dilakukan secara rutin yaitu setiap 3 bulan sekali.
  • Pemberian Lanjaran
Agar melakukan perawatan lebih mudah maka beri tanaman lanjaran. Lilitkan tanaman waluh pada lanjaran. Lanjaran tersebut terbuat dari bambu dengan ukuran 2 meter dan ketinggian 1,5 meter.



f. Pemanenan Waluh

Waluh atau Labu Kuning mulai berbuah saat berumur sekitar 60 hari setelah tanam dan waluh dapat mulai dipanen setelah berumur sekitar 80 hari setelah tanam. Pemanenan dapat dilakukan secara bertahap 1 hingga 2 bulan.

Ad Code

Responsive Advertisement