Waluh atau Labu Kuning (Cucurbita Moschata Durch.) merupakan
buah dari tumbuhan merambat dari suku labu-labuan atau Cucurbitaceae. Banyak
orang yang menyukai waluh ini dan banyak memanfaatkannya sebagai bahan makanan
seperti sup, kue, bubur dan masih banyak yang lainnya. Karena manfaat yang
beragam dari waluh ini, banyak orang yang berusaha untuk melakukan budidaya
labu kuning ini.
Berikut adalah cara budidaya labu kuning :
a. Syarat Tumbuh
Labu Kuning atau Waluh dapat tumbuh dengan baik pada daerah
dengan ketinggian sekitar 800-1.200 mdpl dengan memiliki curah hujan sekitar
700-1000 mm/tahun, dan memiliki kelembaban udara sekitar 75%. Jenis tanah yang
baik untuk menanam budidaya waluh atau labu kuning ini adalah tanah aluvial
berhumus, tanah gembur kering bekas rawa, andosol, tanah merah dan grumosol
denan derajat keasaman atau pH tanah sekitar 5,0 hingga 6,5. Dan hal penting
lainnya adalah lahan yang akan digunakan untuk budidaya memiliki ketercukupan
cahaya matahari.
b. Pemilihan dan Persiapan Bibit Waluh
Perbanyakan bibit tanaman waluh paling biasanya dilakukan
dengan cara generatif atau melalui biji. Pilihlah buah calon bibit waluh yang
baik yaitu buah yang berukuran besar, memiliki warna kulit cerah dan memiliki
pangkal buah yang kecil. Buah yang telah dipilih untuk bibit, biarkan masak di
pohon lalu setelah masak petik buah tersebut dan diamkan selama 7 hari. Setelah
itu, buah dibelah dan diambil bijinya lali ditempatkan pada wadah, biarkan
semalaman.
Biji yang telah didiamkan selama semalaman, selanjutnya
rendam biji benih dengan air dan bersihkan selaput lendir pada biji atau untuk
mempermudah penghilangan selaput lendir biji, biji bisa dicampur dengan arang
sekam halus saat perendaman. Bersamaan dengan perendaman lakukan pula sortasi
atau pemilihan biji benih, biji yang tenggelam dipilih untuk bibit sedangkan
yang mengapung di buang.
Setelah perendaman, selanjutnya jemur bij benih selama 2
hari hingga kering. Jika bijji sudah kering segera simpan biji selama sekitar 1
hingga 3 bulan sebelum ditanam agar menghilangkan masa dormansi biji.
Biji yang akan ditanam, sehari sebelumnya biji benih
direndam dalam air hangat selama 2 hingga 4 jam, setelah itu letakkan pada kain
yang telah dibasahi den simpan sekitar 3 hari hingga biji berkecambah. Biji
yang telah berkecambah selanjutnya dapat ditanam ke lahan tanam secara
langsung.
c. Pengolahan Lahan Tanam
Lakukan pengolahan tanah pada lahan tanam sebelum siap
ditanami. Gemburkan tanah lahan dengan cara dibajak atau di cangkul sedalam 20
cm – 30cm. Lakukan pengapuran menggunakan kapur pertanian atau dolomit apabila
ph tanah dibawah 6, kebutuhan kapur atau dolomit tersebut untuk 1 hektar lahan
adalah sekitar 1 hingga 2 ton. Jika sudah, lakukan pemupukan dasar dengan
menggunakan pupuk dasar dan diamkan selama 1 hingga 2 minggu.
Buatlah bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1 meter, tinggi
sekitar 20 cm – 30 cm, dan panjang menyesuaikan lahan tanam. Jarak antar
bedengan dibuat dengan jarak sekitar 35 cm – 40 cm. Jika bednan telah siap
selanjutnya lakukan pemulsaan dengan mulsa plastik agar kelembaban tanah tetap
terjaga.
Selanjutnya, buat lubang tanam pada permukaan mulsa plastik
dengan ukuran diameter sekitar 10 cm. Dalam 1 bedengan dibuat 2 baris lubang
tanam dengan jarak antar lubang dalam 1 baris sekitar 40 cm dan jarak antar
lubang antar baris sekitar 40 cm. Setelah lubang tanam jadi, selanjutnya lubang
tanam diberi pupuk berupa pupuk kandang atau pupuk kompos dengan dosis sekitar
1-1,5 kg/lubang tanam. Kebutuhan pupuk kandang atau pupuk kompos untuk 1 hektar
lahan adalah sekitar 20 hingga 35 ton.
d. Penanaman Waluh Atau Labu Kuning
Setelah benih dan lahan tanam siap, maka segera lakukan
penanaman. Benamkan 1 benih dalam setiap lubang lalu timbun kembali dengan
tanah, pembenaman tersebut jangan terlalu dalam yaitu sekitar 0,5 atau 2 cm
agar cepat tumbuh. Setelah berumur sekitar 7 hari, benih yang tadinya
berkecambah selanjutnya akan tumbuh lebih tinggi.
e. Perawatan Tanaman
Setelah tanaman berumur sekitar 7 hari maka lakukan
penyulaman pada tanaman yang mati atau tidak tumbuh dengan baik dan ganti
dengan bibit yang baru.
Setelah tanaman berumur 3 hingga 4 minggu maka segera
lakukan penyiangan terhadap gulma atau tanaman pengganggu lainnya. Penyiangan
berikutnya dilakukan dengan melihat frekuensi gulma yang ada.
Setelah tanaman berumur 3 minggu maka lakukan pemupukan
susulan dengan menggunakan pupuk organik cair yang terbuat dari pupuk kandang
yang dicampur dengan air dengan komposisi 1 Kg pupuk kandang dan 1 liter air.
Namun pupuk tersebut dibuat dan difermentasikan selama seminggu dulu baru
digunakan untuk pemupukan. Cara pemupukan dilakukan dengan cara menyemprotkan
pupuk organik yang telah dibuat ke lubang tanam dan juga bagian tanaman untuk
setiap 1 meter persegi lahan dibutuhkan sekitar 1 L pupuk cair. Pemupukan iini
dilakukan secara rutin yaitu setiap 3 bulan sekali.
Agar melakukan perawatan lebih mudah maka beri tanaman
lanjaran. Lilitkan tanaman waluh pada lanjaran. Lanjaran tersebut terbuat dari
bambu dengan ukuran 2 meter dan ketinggian 1,5 meter.
f. Pemanenan Waluh
Waluh atau Labu Kuning mulai berbuah saat berumur sekitar 60
hari setelah tanam dan waluh dapat mulai dipanen setelah berumur sekitar 80
hari setelah tanam. Pemanenan dapat dilakukan secara bertahap 1 hingga 2 bulan.
Social Media